Pentingkah Bersyukur?

Kisah ini terjadi di sebuah desa di daratan Cina. Pada zaman dahulu hiduplah sebuah keluarga kecil yang sangat miskin. Sang ayah bekerja sebagai penjaga sebuah toko dan harus menghidupi istri dan dua orang anaknya. Kehidupan mereka sangat sederhana, dimana penghasilan sang ayah membuat mereka harus puas makan setiap hari hanya dengan lauk tahu.Yah, tampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi kedua anaknya. Mereka selalu mengeluh ketika menghadapi apa yang harus mereka makan.


Kalimat - kalimat tak enak terus saja terlontar dari sang anak ketika mereka makan malam. "Mengapa kita harus makan terus makan tahu? aku ingin sekali menikmati makan malam dengan daging yang lezat dan buah buahan, bukannya tahu tawar seperti ini!" "Jika besok harus makan tahu lagi, lebih baik aku tidak makan sama sekali" Mendengar pernyataan sang anak, sang ayah hanya bisa terdiam namun dalam hatinya ia merasa sangat terpukul karena tidak dapat mewujudkan apa yang diinginkan anak - anaknya. Ia memutuskan akan menemukan caranya agar anak - anaknya senang.

Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk menemukan solusi atas masalahnya. Ia teringat setiap kali ia pulang kerja melewati pemakaman selalu ada orang yang datang berziarah sambil membawa makanan dan buah-buahan sebagai sesaji untuk berdoa di situ.Yang perlu ia lakukan adalah bagaimana mendapatkan makanan tersebut.

Keesokan harinya selepas pulang kerja ia menuju pemakaman tersebut.Ia menyimpan sepedanya di suatu tempat kemudian ia mengeluarkan baju lusuh dan sobek dari tasnya dan memakainya menggantikan pakaian kerjanya. Ia mendandani dirinya sendiri dengan tanah sehingga ia tampak seperti orang gila. Ya, ia akan berpura-pura menjadi orang gila dan meminta - minta kepada orang yang berziarah tersebut. Usahanya berhasil, mungkin karena kasihan atau tidak mau terganggu, orang yang ia jumpai memberikan sebagian sesajinya kepada lelaki itu. Setelah dirasa cukup, ia menuju tempat persembunyian sepedanya dan mengganti pakaiannya kembali. Diapun pulang dengan hati senang.

Makan malam saat itu menjadi sangat menyenangkan bagi anak-anaknya. Tidak terdengar lagi keluhan dan anaknya makan dengan lahap. Istrinya bertanya darimana ia bisa mendapatkan uang untuk membeli semua makanan enak itu. Ia hanya menjawab ringan "oh ini oleh-oleh dari pemilik toko yang baru saja mengadakan hajatan" Tentu saja istrinya curiga karena yang dia tahu majikan suaminya adalah orang yang sangat pelit. Namun ia hanya diam saja dan juga senang karena anak - anaknya tak lagi mengeluh.

Namun kecurigaan sang istri kembali timbul karena keesokan harinya sang ayah kembali pulang membawa makanan yang enak-enak untuk makan malam. Hal yang sama terjadi lagi keesokan harinya hampir selama seminggu penuh.Akhirnya sang istri memutuskan untuk membuntuti suaminya keesokan harinya.

Sewaktu berangkat kerja hingga selama bekerja tidak ada yang terjadi, semua berjalan normal. Hingga pada saat sore hari ketika perjalanan pulang, sang istri melihat suaminya menuju tempat pesembunyiannya kemudian berganti  kostum dan mendandani dirinya menjadi orang gila. Alangkah kagetnya dia ketika ia tahu suaminya mendatangi orang yang sedang berziarah ke pemakaman dan meminta-minta sesajinya. Tak sanggup melihat apa yang terjadi di depan matanya, sang istri pulang ke rumah dan menceritakan semuanya kepada kedua anaknya. Sang anak pun terkejut atas cerita ibunya. Mereka tidak menyangka kalau ayah mereka rela berpura - pura menjadi orang gila demi memenuhi keinginan egois mereka. Mereka pun berjanji dalam hati akan menghentikan niat ayahnya itu.

Seperti biasa, sang ayah membawa makanan dan buah-buahan untuk makan malam. Namun sekarang ia heran karena anak-anaknya tidak lagi antusias menyambutnya. "Aku lebih senang masakan ibu, lama-lama aku bosan juga memakan daging-daging dan buah-buahan" "Iya, lagipula masakan ibu jauh lebih enak walaupun itu cuma tahu" sahut anak yang satu lagi. Sang ayah terdiam namun dalam hati dia senang dengan perubahan sikap anak-anaknya. Ia juga tidak perlu lagi berpura - pura menjadi orang gila dan mengemis makanan. Jika dilakukan terus menerus, bisa-bisa ia gila beneran :)

Useful link: Bagaimana saya membangun bisnis internet pertama saya

No comments:

Post a Comment

Monggo di-komeng